Jumat, 26 Maret 2010

kisah romeo & juliet


Ketika Kisah Romeo-Juliet Menjadi Nyata
17 January 2010 788 views 5 Comments
Pernah jatuh cinta pada seseorang atau memiliki pacar yang tidak disukai oleh orangtua Anda? Seberapa besar penilaian orangtua Anda tersebut berpengaruh terhadap diri Anda? Lebih jauh, seberapa besar hal tersebut berpengaruh terhadap hubungan Anda dengan pasangan Anda?
Hal yang wajar apabila pendapat atau penilaian orangtua memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap individu. Orangtua adalah salah satu bagian dari social networks* yang dapat memberikan pengaruh terhadap romantic relationship yang sedang dijalani oleh individu. Felmlee (2001) menemukan bahwa ketika social networks menunjukkan persetujuan terhadap sebuah hubungan, reaksi ini akan menguatkan ikatan antar pasangan tersebut. Sehingga, pendapat dari social networks cukup berpengaruh dan individu cenderung mencari persetujuan dari social networks.
Namun tidak jarang hal yang sebaliknya terjadi. Pada saat individu mendapatkan penolakan dari social networks mengenai hubungannya, semakin kuat keinginan individu untuk mempertahankan hubungannya. Secara umum, individu memiliki kecenderungan untuk berjuang mengatasi berbagai masalah yang menghalangi mereka mendapatkan tujuan mereka. Hal ini dikenal sebagai teori psychological reactance yang dicetuskan oleh Brehm. Teori ini menyatakan bahwa ketika individu kehilangan kebebasan bertindak atau memilih, mereka akan berusaha untuk mendapatkan kembali kebebasan mereka. Demikian pula saat individu merasa kehilangan kebebasannya akibat campur tangan dari social networks nya.
Ingat kisah Romeo and Juliet?

Mungkin kisah ini adalah salah satu kisah paling terkenal yang mengangkat psychological reactance theory, mengenai perjuangan sepasang pemuda dan pemudi untuk mendapatkan cinta mereka. Tak dapat dipungkiri, kisah-kisah semacam ini banyak dijumpai di kehidupan nyata. Ketika orangtua tidak menyetujui hubungannya dengan pasangan, individu tersebut semakin merasa jatuh cinta pada pasangannya. Pola seperti ini akhirnya dikenal sebagai romeo and juliet effect, yang pertama kali diteliti oleh Driscoll, Davis & Lipetz.
Berbagai penelitian menguatkan penelitian Driscoll, David & Lipetz yang menemukan korelasi positif antara campur tangan orang tua dengan bertambah kuatnya cinta dan kepercayaan. Pada tingkat tertentu, hubungan yang dirahasiakan menjadi lebih menarik, terutama apabila hubungan tersebut dikarenakan ketidaksetujuan dari orangtua (Wegner, Lane, & Dimitri, 1994). Selain itu, rasa tidak setuju dari keluarga mendorong pasangan untuk menghadapi dan menyesaikan masalah dengan anggota keluarga tersebut, sehingga menguatkan hubungan mereka (Felmlee, 2001).
Jadi, para orangtua, apa yang harus dilakukan untuk mempengaruhi anak namun tidak menciptakan psychological reactance pada diri mereka?
Ada empat strategi mempengaruhi seseorang yang paling sering digunakan. Keempat strategi ini seperti matriks positif – negatif dan langsung – tidak langsung. Keempat strategi itu adalah (Moss, 2008):1. Positif dan langsung; mencakup argumen rasional dan logis2. Positif dan tidak langsung; menggunakan humor dan berbicara dengan perspektif orang tersebut – dalam hal ini, orangtua mencoba melihat dari sudut pandang anak.3. Negatif dan langsung; melalui kritik dan perintah, terkadang disertai dengan emosi seperti marah4. Negatif dan tidak langsung; seperti dengan memanipulasi perasaan dengan airmata.Diantara keempat strategi ini, strategi positif dan tidak langsung dianggap sebagai yang paling berhasil dalam mempengaruhi anak. Hindari penggunaan strategi langsung terhadap anak. Selain itu, jangan sampai menunjukkan penolakan secara berlebihan, karena dapat membuat pasangan sang anak akan terlihat lebih menarik daripada yang sebenarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar